300 Tahun untuk Pulang karya Imam Nur Hidayat: Detik jam berdentang, tapi waktu seakan enggan bergerak. Di sebuah sekolah yang tampak biasa, Imam menyimpan rahasia terlalu berat untuk anak seusianya. Rahasia yang membuatnya menatap dunia dengan rasa lelah yang tak pernah dipahami orang lain.

Namun, ia tidak sendirian. Ada Sasgia, si ambisius yang tak pernah jauh dari laptop dan logika tajam. Ada Agil, si pendiam dengan insting bertarung yang membuatnya tampak selalu siap menghadapi apa pun. Dan ada Reza, si kocak yang menjadikan tawa sebagai tameng ketakutan, meski hatinya sama rapuh dengan yang lain.

Hari-hari mereka berjalan aneh dan terasa berulang, penuh tanda tanya, dan selalu diikuti bayangan yang seakan mengintai dari balik lorong. Di balik canda, panik, dan perdebatan, mereka perlahan menyadari: mereka tidak sedang menghadapi rahasia sekolah tua, melainkan sesuatu yang jauh lebih besar.

Bersama-sama, Imam, Sasgia, Agil, dan Reza belajar bahwa keberanian bukan hanya soal melawan, tetapi juga bertahan ketika dunia di sekitar mulai runtuh. Bahwa persahabatan bisa menjadi cahaya terakhir di tengah gelap misteri, dan kehilangan bisa jadi jalan menuju arti yang lebih dalam.

Ini adalah kisah tentang persahabatan yang diuji, rahasia yang menghantui, dan pencarian jalan pulang yang tak pernah mudah.